JAKARTA - Lotte Group berencana mengakuisisi bisnis hypermarket dan supermarket milik PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pada akhir bulan ini.
MPPA diperkirakan menerima dana satu juta won atau setara USD900 juta (Rp8,1 triliun) atas pelepasan saham tersebut. Berdasarkan pengakuan salah satu pejabat Lotte Group, raksasa ritel asal Korea Selatan itu akan membeli saham MPPA dari PT Star Pacific Tbk (LPLI) sebanyak 338.419.625 saham atau 6,30 persen. Harga yang ditawarkan di atas Rp1.900 per saham sesuai perkiraan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Saat ini saham MPPA tercatat dimiliki oleh PT Multipolar Tbk (MLPL) sebesar 48,44 persen, sementara Star Pacific Tbk memiliki porsi sebesar 6,7 persen, sisanya sebesar 44,86 persen dimiliki publik.
Direktur MPPA Danny Konjongian enggan menanggapi kabar tersebut. Saat ini manajemen masih menunggu hasil final dari kajian yang dilakukan Merrill Lynch, yang ditunjuk sebagai penasihat keuangan perseroan. Namun, dia tidak menampik ada kemungkinan pelepasan Hypermart.
“Ada beberapa perusahaan asing yang memang meminati Hypermart,” ujarnya tanpa menyebutkan nama-nama investor tersebut, di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut Danny mengakui, manajemen memang mengandalkan Hypermart sebagai penopang pendapatan perseroan. Manajemen terus berupaya melakukan ekspansi pertumbuhan Hypermart yang berkesinambungan. Pelepasan Hypermart bergantung pemegang saham. “Kalaupun memang dilepas,itu keputusan pemegang saham. Kami selaku manajemen hanya melakukan pengelolaan,” katanya.
Berdasarkan catatan, ada lima peritel global yang hendak mengembangkan bisnis supermarket di Indonesia antara lain Tesco asal Inggris,Walmart dari Amerika Serikat, Lotte Mart dari Korea Selatan, serta Dairy Farm dan Casino asal Prancis.
Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi mengatakan, kemungkinan MPPA melepas Hypermart sangat terbuka mengingat ada kebutuhan pendanaan besar dari pemegang saham MPPA.
Sementara analis PT Anugerah Securindo Indah Viviet S Putri mengatakan, rencana akuisisi Lotte Group ke MPPA akan memberikan keuntungan bagi LPLI terlebih bila dapat menawarkan harga di atas Rp1.900.
Selama periode Januari–September 2010, pendapatan MPPA tercatat Rp6,5 triliun, turun 15,89 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp7,747 triliun.
Menurut Danny, hasil ini cukup positif mengingat tidak ada lagi kontribusi Matahari Department Store (MDS) yang telah dijual ke CVC Capital Partner. MDS biasanya mengontribusi hingga 50 persen terhadap pendapatan perseroan.Adapun kontribusi Hypermart terhadap pendapatan per kuartal III-2010 mencapai Rp5,382 triliun.
Danny menuturkan, setelah melepas MDS, perseroan harus menambahkan biaya-biaya lain yang masuk sebagai biaya luar biasa pada kuartal II-2010, yang mencapai Rp200 miliar.
Dia menegaskan, biaya tersebut hanya merupakan pengeluaran sekali saja (one time) yang dikeluarkan perseroan. Sehingga, meskipun secara operasional masih merugi Rp16,338 miliar pada kuartal III-2010, perseroan ke depannya akan mengalami pertumbuhan.
Dia menambahkan,per kuartal III-2010, MPPA sudah mampu menutupi rugi usaha pada semester I-2010 sebesar Rp40 miliar, menjadi laba sebesar Rp40 miliar.
Senin, 06 Desember 2010
LOTTE MART INCAR HYPERMARKET
Diposting oleh nez blog's di 04.39
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar